Home » » PKS Jalin Kerjasama dengan Federation of Islamic Medical Assocation (FIMA)

PKS Jalin Kerjasama dengan Federation of Islamic Medical Assocation (FIMA)

Written By Unknown on Monday, May 28, 2012 | 10:19 PM

BOGOR - Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 11-13 Mei 2012 FIMA (Federation of Islamic Medical Assocation) bekerja sama dengan Departemen Dakwah Bidang Pembangunan Umat BPU DPP PKS melaksanakan pelatihan dampak bahaya HIV/AIDS yang diadakan di vila ratu Caringin-Bogor Jawa Barat mengundang 50 peserta yang berasal dari seluruh propinsi se-Indonesia. Pelatihan ini menghadirkan pakar penyakin kelamin dan HIV/AIDS Prof. Dr Abdul Hamid Qudha, B.Sc, M.Sc, M.Phil, Dp.Bact, Ph.D (U.K) berkebangsaan Jordania dan Dr Muhammad Syalabi yang berkebangsaan Mesir namun berdomisili di Riyadh Arab Saudi. Dalam kesempatan yang sama juga mengundang pemateri dari Komite Penanggulangan Aids Nasional (KPAN) Halik Sidik Asisten departemen kelembagaan KPAN.

Pemilihan tempat acara di Puncak bogor lebih menarik, karena peserta akan diajak untuk menikmati indahnya alam segar Bogor. Banyak warga Jakarta menghabiskan waktu libur mereka untuk berekreasi ke Puncak walaupun posisi tempat acara bukan di puncak melainkan di Suka bumi. Kami sempat bertanya kepada panitia tentang peristiwa jatuhnya pesawat sukhoi, dan ternyata gunung tempat kami tinggal sangat dekat dan bagian dari gunung Salak.

Pembahasan mengenai Aids dimulai dengan pengenalan tentang bakteri atau Mikroba, yang mana di dalam tubuh manusia terdapat 40-45 Milyar Anti Bodi yang nantinya akan mempermudah penghancuran jasad manusia ketika dialam kubur. Sebagaimana dalam pembukaan acara yang mendatangkan Anggota DPR-RI Komisi XI, H. Anshar Siregar, Lc pernah menyampaikan kepada Mentri Kesehatan RI tentang jumblah anggaran kesehatan yang mencapai 30 Triliyun namun belum menyentuh kepencegahan penyakin-penyaki yang semakin hari semakin beragam jenis penyakit yang muncul, sehingga antara usulan dari komisi XI hampir senada dengan motto FIMA adalah “al-wiqayatu afdhalun minal ‘ilaj”, Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Belum lagi permasalahan HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya, sekarang bermunculan penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, misalnya Sufilis, Seilend, Gonore, Herpes geniteli, Kondiloma akuminata, klamida trahomatis.

Dalam persentasi Prof. Dr Abdul Hamid Qudha menyampaikan bahwa bakteri adalah makhluk Allah, namun ketika manusia sewenang-wenang dan bergelimang dalam kemaksiatan, maka bakteri itu akan berubah menjadi penyakit yang berbahaya. Dari 87% bakteri yang bermanfaat, ada 10% bakteri yang berubah menjadi penyakin bila kekebalan tubuh manusia berkurang, adapun bakteri berbahaya hanya 3%. Namun dari 3% bakteri yang berbahaya, ia tidak akan berpindah melalui makanan, minuman, udara, dan air, akan tetapi ia menular melalui hubungan di luar nikah atau lebih dikenal dengan zina.

Hasil survei dunia tentang HIV/AIDS, ada beberapa cara penularannya. Faktanya, 72% menular melalui Seks di luar nikah, 8% menular melalui perselingkuhan, 8% melalui penggunaan obat-obatan terlarang, 4% melalui darah, dan 8% melalui cara yang belum terdeteksi. Dari jumblah total penularan HIV/AIDS, 88% penularanya melalui pekerjaan yang diharamkan di dalam agama Islam. Adapun agama selain Islam tidak membahas mengenai masalah bahaya Zina, dan obat-obatan terlarang.

Di Amerika, penyebaran HIV/AIDS disebabkan karena penyimpangan seksual (Homo, Lesbian, dkk) yang mencapai angka 58%, 25% dari penggunaan obat-obat terlarang, 8% disebabkan oleh pezinaan, 8% melalui cara yang belum terdeteksi, dan melalui darah 1%. Dari total jumlah penularan HIV/AIDS, 91% tertular melalui pekerjaan yang di haramkan di dalam agama Islam.

sedangkan di Inggris, hasil penelitian Prof Qudha, penularan HIV/AIDS melalui penyimpangan seksual mencapai 57%, Zina 26%, Obat-obatan terlarang 8%, penularan dari ibu yang terkena Aids 2%, darah 4%, dan melalui cara yang belum terdeteksi sekitar 3%. Bisa dipastikan sekitar 91% penularan Aids di Inggris melalui pekerjaan-pekerjaan yang dilarang di dalam agama Islam.

Apakah Kondom Solusi

Dunia sedang gencar-gencarnya mengampanyekan tentang pemakaian kondom agar terhindar dari HIV/AIDS. Namun pertanyaanya adalah, apakah kondom itu merupakan solusinya. Dari pemaparan prof Qudha dan Dr Muhammad Syalabi sangat bersebrangan dengan paparan dan penyampaian dari KPAN yang mengatakan bahwa kondom adalah solusi untuk menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS. Prof Qudha menegaskan bahwa pori-pori kondom setelah diteliti lebih besar dari pada bakteri HIV/AIDS. Jadi, pemakaan kondom bukanlah solusi untuk menurunkan angka penularan HIV/AIDS, namun solusi yang konkritnya adalah bagaimana upaya Negara dan lembaga-lembaga sosial untuk menurunkan angka pelaku perzinaan.

Di akhir acara Prof Qudha menyampaikan pesan bahwa amanah untuk memakmurkan dunia ini adalah amanah Allah yang harus diemban manusia, oleh karena itu mulai dari sekarang kita mendidik anak-anak kita dan generasi-generasi kita yang akan mewariskan dunia ini agar selalu dibekali dengan nilai-nilai agama. Nilai-nilai agama ini tidak harus memaksa orang masuk Islam, namun bagaimana kita berupaya agar penduduk dunia berprilaku Islami, yang pada akhirnya penduduk dunia akan menilai dan melihat bahwa Islam adalah agama solusi.***

*pengirim berita: afrial_hidayat@yahoo.com


___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN | PKS Tegal | PKS Magelang | PKS Jaktim | PKS Pontianak | PKS Sumut | MBO indonesia | Caksub
Copyright © 2013. PKS Kedungkandang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger