Home » » "Semua Harus Bersatu Bebaskan Palestina" | Konferensi Internasional untuk Pembebasan Palestina di Bandung

"Semua Harus Bersatu Bebaskan Palestina" | Konferensi Internasional untuk Pembebasan Palestina di Bandung

Written By Unknown on Thursday, July 5, 2012 | 2:11 AM


Indonesia menjadi inspirasi kemerdekaan Palestina.
Upaya mem bebaskan negara Palestina dari penjajahan Israel sudah dilakukan puluhan tahun. Namun, hingga kini Palestina belum kunjung mendapatkan kemerdekaannya.

Menurut Presiden Persatuan Parlemen Negara Organisasi Konferensi Islam (PUIC), Marzuki Alie, negara Timur Tengah dan Arab harus bersatu untuk membebaskan Palestina dari penjajahan.

Selain itu, masyarakat Pelestina sendiri pun harus bersatu. Terutama, kelompok Fatah dan Hamas yang masih terlibat konflik. Karena kalau ke duanya ribut akan ada pihak ketiga yang memanfaatkannya.

‘’Saya selalu sampaikan di forum-forum parlemen, Israel itu kecil lho di tengah-tengah negara Arab di Timur Tengah. Kalau mereka bersatu, saya pikir sesuatu yang sangat sederhana untuk bebaskan Palestina itu,’’ ujar Marzuki seusai menghadiri acara Konferensi Internasional untuk Pembebasan Palestina di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/7).

Untuk mengajak semua masyarakat Palestina bersatu, Marzuki mengaku langsung datang ke Gaza memfasilitasi mantan ketua MPR yang juga tokoh Muslim Indonesia, Hidayat Nurwahid, bertemu dengan kelompok Fatah di Yordania. “Akhirnya, saya dengar beberapa waktu lalu sudah terjadi ke sepahaman untuk mereka bersatu,” ujar Marzuki.

Marzuki mengatakan, di organisasi internasional seperti Persatuan Parlemen Internasional (IPU) masalah resolusi kemerdekaan Palestina ini selalu dibicarakan. Pembebasan Gaza pun tak lepas dari pembicaraan tersebut. Bahkan, tidak hanya di IPU, di sidangsidang parlemen Asia dan sidang parlemen anggota negara OKI, pembebasan Palestina selalu dibicarakan.

‘’Bentuk konkretnya ya itu, kami menggalang dukungan mereka ke Gaza untuk hadir langsung ke Gaza. Saya tunjukkan langsung dengan saya sendiri masuk ke Gaza,’’ kata Marzuki.

Senada dengan Marzuki, Dubes Palestina, Fariz Mehdawi, mengatakan perpecahan di negara Arab, menjadi kele mahan bagi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sebaliknya, persatuan di jazirah Arab akan menjadi kekuatan bagi Palestina. “Kami menunggu dari konferensi ini. Menunggu hal-hal yang bukan mustahil. Tidak ada seorang negara pun yang menentang kemerdekaan, kecuali Israel,’’ kata Fariz.

Menurut Fariz, Indonesia itu inspirasi untuk Palestina. Indonesia mencapai kemerdekaan melalui perjuangan selama 300 tahun. Masyarakat Indonesia yakin, Palestina akan merdeka. Maka itu, masyarakat Palestina pun yakin bisa merdeka. ‘’Di antara negara Arab yang lain, Palestina satusatunya yang belum merdeka,” kata Fariz.

Fariz mengatakan, upaya pembebasan Palestina bukan hanya dilakukan antarpemerintah, melainkan antarma syarakat. Ia pun merasa senang setiap ada konferensi soal Palestina karena semuanya bersatu.

Fariz mengaku, ada ribuan organisasi yang terus berupaya mewujudkan kemerdekaan Palestina, mengingat persoalan ini sudah ada selama 65 tahun. Israel mencoret Palestina dari peta politik dan berusaha mendirikan negara di sana. “Kemerdekaan Palestina hanya soal waktu, tinggal satu langkah lagi,” tutur Fa riz.

Fariz menjelaskan, sejak 1965 Palestina telah mengorbankan banyak syuhada. Upaya pembebasan Palestina sudah didukung lebih 100 negara. Mereka tak akan berhenti untuk memperjuangkan Al Aqsa. Perjuangan akan terus berlangsung dari berbagai penjuru dunia. “Beruntung, rakyat Palestina berada dalam satu negara yang penuh keberkahan,” katanya.

Saat ini, kata dia, masyarakat Palestina harus tetap melakukan pembangunan. Mereka jangan terlalu terfokus pada penjajahan. Walaupun, masyarakat Palestina kerap kesulitan dalam melakukan aktivitas karena embargo. ‘’Tapi, jangan terlalu larut. Israel itu kecil,’’ kata Fariz.

Sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan negara Palestina, Pemerintah Republik Indonesia berencana membuka konsulat di Ramallah Palestina.

Namun, menurut Marzuki Alie, pembukaan kantor tersebut harus dikaji dan dipikirkan lagi. Karena kalau lokasinya di sana, seolah-olah Indonesia mengakui eksistensi Israel di Ramallah. “Pembukaan kantor tersebut masih perlu dipikirkan lagi karena kan daerah Ramallah masih dikuasai Israel,” ujar Marzuki.[]

*REPUBLIKA (5/7/12)



___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN | PKS Tegal | PKS Magelang | PKS Jaktim | PKS Pontianak | PKS Sumut | MBO indonesia | Caksub
Copyright © 2013. PKS Kedungkandang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger