Presiden Mesir Muhammad Mursi mengutuk serangan udara Israel di Jalur Gaza dan menyatakan tidak dapat diterima. Ini merupakan kritik publik paling keras dari Mesir sejak Mursi memangku jabatan presiden pada bulan Juni.
Egyptian President Mohamed Mursi condemned Israeli air strikes on the Gaza Strip as unacceptable on Thursday, in his harshest public criticism of Egypt's neighbor since taking office in June.
Demikian tulis Reuters atas pidato televisi Mursi menanggapi makin memanasnya konflik Gaza yang dipicu serangan agresi zionis Israel yang menewaskan setidaknya 13 penduduk Gaza. Hamas merespon dengan menembakan roket sampai Tel Aviv menewaskan tiga warga Israel dan berhasil merontokan sebuah pesawat tempur Israel.
"We are in contact with the people of Gaza and with Palestinians and we stand by them until we stop the aggression," Mursi said. "The Israelis must realize that this aggression is unacceptable and would only lead to instability in the region". (Reuters)
"Kami berada dalam kontak dengan orang-orang dari Gaza dan dengan Palestina dan kami berdiri dengan mereka sampai agresi ini berhenti," kata Mursi menegaskan bahwa Mesir tidak akan membiarkan Gaza sendirian. "Israel harus menyadari bahwa agresi ini tidak dapat diterima dan hanya akan menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut".
Sebelumnnya, Presiden Mesir Muhammad Mursi memanggil Duta Besar Israel di Kairo untuk meminta pertanggungjawaban Zionis Israel atas serangan udara ke Jalur Gaza. Mursi juga menarik dubes Mesir di Tel Aviv dan melayangkan protes keras atas serangan yang terjadi saat Rabu (14/11) tersebut.
Atas tuntutan dan desakan Presiden Mesir Mursi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah berjanji untuk menyampaikan tuntutannya untuk mengakhiri kekerasan Israel.
Langkah dukungan tegas dan berani juga dilakukan Mursi dengan mengutus PM Mesir Hisyam Qandil untuk langsung berkunjung ke Gaza.
Perdana Menteri Mesir Hisyam Qandil tiba di Gaza (Jumat 16/11) untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina, yang kembali menghadapi serangan dari Israel. Qandil akan mengupayakan gencatan senjata antara Israel dan pejuang Palestina di Gaza.
Mesir selama ini dikenal memegang peran kunci sebagai mediator konflik antara Palestina dan Israel. Langkah pertama Mesir menyusul konflik terbaru ini adalah menarik duta besarnya dari Israel. Selain itu mereka juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), untuk melakukan pertemuan darurat.
Sementara Menteri Luar Negeri Mesir Mohamaed Kamel Amr mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera turut campur dalam menghentikan "agresi Israel" di Gaza. Desakan Kamel itu diutarakannya saat berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Hamas Apresiasi Keberanian Mursi
Gerakan Hamas mengapresiasi sikap mulia Presiden Mursi dan pemerintah Mesir terhadap agresi Israel ke Gaza, yang mencerminkan sikap asli bangsa Mesir dan peranannya dalam membela rakyat Palestina di garis depan.
Dalam keterangannya, Jumat (16/11) Hamas menyatakan, “Kami mengapresiasi kunjungan berani sayid Hisyam Qandil, PM Mesir ke Gaza, di tengah gencarnya serangan dan agresi Israel..sebagai ungkapan solidaritas dan sikap Mesir, baik Presiden, pemerintah dan rakyat Mesir kepada bangsa Palestina, dan upaya mereka menghadapi kejahatan Israel.”
Sikap Mesir ini menegaskan bahwa Mesir Revolusioner dengan bangsanya yang agung telah menempati posisinya sebagai pemimpin di dunia Arab, sambung Hamas.
Mengakhiri pernyataannya, Hamas menegaskan apresiasi terhadap sikap Mesir yang berani. Kami menuntut segenap negara Arab dan Islam untuk membuat sikap tegas dan berani menghadapi penjajah Israel dan terornya terhadap bangsa Palestina yang terisolasi di Jalur Gaza. [admpyg]
Mursi mengatakan ia telah berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Barack Obama dan mendiskusikan "cara untuk mencapai ketenangan dan mengakhiri agresi serta blokade Palestina".
Langkah dukungan tegas dan berani juga dilakukan Mursi dengan mengutus PM Mesir Hisyam Qandil untuk langsung berkunjung ke Gaza.
Perdana Menteri Mesir Hisyam Qandil tiba di Gaza (Jumat 16/11) untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina, yang kembali menghadapi serangan dari Israel. Qandil akan mengupayakan gencatan senjata antara Israel dan pejuang Palestina di Gaza.
Mesir selama ini dikenal memegang peran kunci sebagai mediator konflik antara Palestina dan Israel. Langkah pertama Mesir menyusul konflik terbaru ini adalah menarik duta besarnya dari Israel. Selain itu mereka juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), untuk melakukan pertemuan darurat.
Sementara Menteri Luar Negeri Mesir Mohamaed Kamel Amr mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera turut campur dalam menghentikan "agresi Israel" di Gaza. Desakan Kamel itu diutarakannya saat berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Hamas Apresiasi Keberanian Mursi
Gerakan Hamas mengapresiasi sikap mulia Presiden Mursi dan pemerintah Mesir terhadap agresi Israel ke Gaza, yang mencerminkan sikap asli bangsa Mesir dan peranannya dalam membela rakyat Palestina di garis depan.
Dalam keterangannya, Jumat (16/11) Hamas menyatakan, “Kami mengapresiasi kunjungan berani sayid Hisyam Qandil, PM Mesir ke Gaza, di tengah gencarnya serangan dan agresi Israel..sebagai ungkapan solidaritas dan sikap Mesir, baik Presiden, pemerintah dan rakyat Mesir kepada bangsa Palestina, dan upaya mereka menghadapi kejahatan Israel.”
Sikap Mesir ini menegaskan bahwa Mesir Revolusioner dengan bangsanya yang agung telah menempati posisinya sebagai pemimpin di dunia Arab, sambung Hamas.
Mengakhiri pernyataannya, Hamas menegaskan apresiasi terhadap sikap Mesir yang berani. Kami menuntut segenap negara Arab dan Islam untuk membuat sikap tegas dan berani menghadapi penjajah Israel dan terornya terhadap bangsa Palestina yang terisolasi di Jalur Gaza. [admpyg]
-http://www.reuters.com/article/2012/11/15/us-palestinians-israel-egypt-mursi-idUSBRE8AE0S120121115
-infoplaestina.com
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
0 comments:
Post a Comment