Home » » Sang Ibu Mencari Identitas

Sang Ibu Mencari Identitas

Written By Unknown on Wednesday, May 16, 2012 | 8:33 PM

Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri*

Orang Mesir sangat bangga kalau ada orang asing menyebut Misro Ummud Dunya. Mesir itu ibu atau pusat dunia. Bila hal itu yang Anda lakukan ketika berkunjung ke negara seribu menara itu, pembicaraan dengan si orang Mesir dijamin akan segera akrab. Apalagi, bila Anda tambahkan dengan pertanyaan, “Lantas, siapa bapaknya?“

Ketika si Mesir bingung menjawab, Anda langsung saja jawab pertanyaan Anda sendiri itu, “Indonesia abuha (Indonesia adalah ayahnya)...“ Ditanggung, komunikasi akan semakin lancar. Ya, ummud dunya tentu bukan sekadar sebutan basa-basi. Dibandingkan dengan semua negara di Timur Tengah, Mesir merupakan negara tertua. Budayanya pun sangat tinggi.

Bangunan piramida yang merupakan makam para firaun (raja) dan masih tegak hingga kini merupakan bukti. Sejarah Mesir sudah dimulai sejak 3.200 tahun sebelum Masehi. Alquran menyebutkan kisah sejumlah nabi yang pernah menetap, singgah, atau melewati negeri ini. Antara lain Nabi Ibrahim, Yakub, Yusuf, Musa, Harun, Soleh, dan Nabi Isa. Karena itu, Mesir juga sering disebut sebagai ardhul ambiya'.

Setelah Islam datang, Mesir pun mempunyai peran yang strategis. Dinasti demi dinasti datang dan pergi. Setiap dinasti meninggalkan bukti sejarah berupa masjid, istana, dan museum. Salah satunya adalah Masjid dan Universitas Al Azhar yang dibangun oleh Dinasti Fatimiyah pada 970-972 Masehi. Dengan demikian, Al Azhar merupakan salah satu universitas tertua di dunia dan hingga sekarang tetap eksis dan merupakan kiblat para mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar Islam.

Dalam sejarah modern yang dimulai runtuhnya kerajaan dan berdirinya negara republik dengan presiden pertamanya Jamal Abdul Nasir, Mesir sangat berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI, pendiri Gerakan Non-Blok (bersama RI, India, dan Yugoslavia), Liga Arab, dan Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Mesir pula yang paling gigih memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Antara lain, ia yang paling sering menghadapi perang dengan Israel (1948, 1967, dan 1972). Pengaruh mesir yang besar juga lantaran penduduknya yang paling banyak di antara negara di Timur Tengah, yaitu sekitar 82 juta jiwa. Letak geografisnya pun sangat strategis, yakni di Benua Asia dan Afrika.

Negara ini dikepung Libya (sebelah barat), Palestina, dan Laut Merah (sebelah timur), Sudan (sebelah tenggara), dan Arab Saudi. Dengan data seperti itu, tak aneh apabila perkembangan Mesir selalu menjadi perhatian dunia, terutama karena pengaruhnya yang sangat besar di kawasan Timur Tengah dan dunia Islam.

Perkembangan terakhir yang paling menarik tentu saja pascajatuhnya Presiden Husni Mubarak. Yaitu, suatu periode peralihan dari rezim otoriter menuju era demokratis. Minimal ada dua isu yang paling menyedot perhatian para pengamat dan media. Pertama, penyusunan konstitusi baru. Perdebatan yang sedang berlangsung kini belum menyangkut substansi atau konten dari konstitusi itu sendiri. Tapi, lebih siapa yang menyusun.

Menurut aturan yang sudah disetujui Dewan Militer yang kini berkuasa (sampai presiden terpilih), 50 persen penyusun terdiri atas anggota parlemen (Majelis Sya'b) dan MPR (Majelis Syuro). Sedangkan yang 50 persen lagi dipilih dari berbagai unsur atau lembaga masyarakat. Namun, komposisi itu ternyata ditolak oleh berbagai pihak, terutama oleh kaum liberal yang merupakan salah satu penggerak utama aksi demonstrasi melawan rezim Mubarak.

Penolakan itu karena mereka (kaum liberal) khawatir konstitusi baru Mesir akan sangat Islami. Sebab, anggota parlemen dan MPR kini lebih dari 70 persen anggotanya dari partai Islam (Partai Kebebasan dan Keadilan/Ikhwa nul Muslimin 48 persen dan Partai An Noor/ Salafi 24 persen). Sebagai informasi, aturan komposisi penyusun konstitusi disetujui Dewan Militer sebelum pemilu parlemen dan MPR.

Ulama Al Azhar yang dianggap sebagai pihak yang moderat ternyata juga menolak komposisi penyusun konstitusi. Ulama Al Azhar meskipun tidak terlibat dalam politik praktis, namun pengaruhnya sangat besar di masyarakat. Berbagai pihak mengharapkan agar Al Azhar memimpin penyusunan konstitusi baru ini.

Hingga kini, Dewan Militer yang berkuasa masih menggantung penyusunan konstitusi baru ini hingga pemilihan presiden. Isu kedua adalah terkait dengan pemilihan presiden. Ada 13 calon presiden yang lolos persyaratan untuk mengikuti pemilu pada 23 dan 24 Mei mendatang. Mereka berasal dari paling liberal, moderat, paling Islami, hingga tokoh dari rezim Mubarak.

Yang paling menonjol dari survei-survei menjelang pemilu ada tiga calon. Yaitu, Abdul Munim Abul Futuh, mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin yang maju sebagai kandidat independen. Lalu, Amr Musa, mantan menteri luar negeri rezim Husni Mubarak dan mantan Sekjen Liga Arab. Berikutnya adalah Mohammad Morsi, kandidat resmi Partai Keadilan dan Kebebasan/Ikhwanul Muslimin. Kandidat lain yang cukup populer adalah Ahmad Shafiq yang menjadi perdana menteri di hari-hari terakhir pemerintahan rezim Mubarak.

Dalam beberapa kali acara debat kandidat presiden yang merupakan pertama dalam tradisi demokrasi di negara Timur Tengah, Islam selalu menjadi isu utama dan paling sensitif. Termasuk bagaimana konstitusi baru Mesir nantinya, apakah Islam akan menjadi dasar negara, sumber utama hukum, dan seterusnya.

Hasil pemilu presiden dan berikutnya penyusunan konstitusi baru masih kita tunggu hasilnya.Yang jelas, apa yang akan terjadi di Mesir selalu menarik perhatian. Ibaratnya, Ummud Dunya alias Sang Ibu kini sedang mencari indentitas.

Dan, identitas baru Mesir bisa dipastikan akan sangat besar pengaruhnya di negara-negara Arab dan Islam, termasuk Indonesia.[]

*REPUBLIKA (14/5/12 Resonansi)




___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN | PKS Tegal | PKS Magelang | PKS Jaktim | PKS Pontianak | PKS Sumut | MBO indonesia | Caksub
Copyright © 2013. PKS Kedungkandang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger